Selasa, Januari 30, 2007

interview with sigur ros (kekekeke)

semalam saya bersenandung kan kings dan gembess berisikan air putih. melembur dan membelalakkan mata didepan kompi sambil berangan, "kalo2 ada keajaiban, tugas saya tiba2 selesai dalam satu kedipan mata". well, that didnt happen. kekekke. jadi saya memutuskan untuk ol dan mencari teman bersenandung kata.

dan disitulah dia. sebuah figur, menyapa. dalam sebuah percakapan absurd, terlintas sebuah topik yang begitu umum, begitu dekat, selalu bersentuhan dan tidak pernah habis nenarnya. kami membicarakan tentang cinta.

saya memperolok nya karena hidupnya yang begitu optimistik khususnya pada cinta. cemooh saya tidak lebih dari bentuk pernyataan iri hati mendalam. bagaimana mungkin seorang mampu memposisikan cinta sebagai tujuan hidup, sebagai determinan utama dalam hidup.

saya beragumen, memberikan pertimbangan determinan lain, sesuatu yang sifatnya duniawi. dan dia hanya menjawab, Ibunya membesarkannya untuk berakhlak baik, bukan untuk tujuan2 duniawi tadi.

dan saya pun berfikir. orang ini bersungguh sungguh dalam mencinta. bersungguh sungguh dalam berperasaan. begitu dalam.

pada akhirnya saya hanya dapat bereaksi, dengan bertanya, "buktinya apa?"

menurutnya cinta adalah cinta, jika harus dijelaskan dengan kata kata maka esensinya pun tidak lagi sama. jika harus dimaknai ya harus dilakukan, harus dirasakan. mencinta lah kamu, katanya. maka kamu akan mengerti kenapa cinta pantas disandingkan lebih tinggi daripada uang kekuasaan jabatan dalam hidup sebagai determinan.

dan percapakan pun selesai. saya terlelap, terlelahkan akan keseharian. namun timbul suatu harapan. akankah mampu mencinta sebegitunya?





i wish it now, but never happen then or now

Tidak ada komentar: