Sabtu, Februari 23, 2008

sejujurnya








begitu lama saya gag posting blog, yang saya lakukan adalah..?


ingiin sekali saya memberi jawaban cliche seperti sibuk, atau ada pekerjaan baru yang menyenangkan yang menyita waktu luang saya. bwahahaaa, pengennya sih ngaku2 saya manusia super penuh hiruk pikuk kesibukan masa remaja. but then i'll said two lied. satu, saya bukan lagi remaja, dan dua, hidup saya lempeng2 saja. tidak berkesibukan. tidak juga dipenuhi hiruk pikuk. lempeng.

yang sebenarnya terjadi adalah salah satu fase writer's block yang banyak di gembor2kan penulis. bahkan saya yang bukan soerang penulis juga mengalaminya. saya duduk berjam2 didepan komputer, menatap layar blog dan melakukan,,,??well actually, nothing. blank. saya hanya mampu menerawang dan pada akhirnya sibuk membalas pvan di YM.

pernah berfikir kalo kita semua itu saling berhubungan. kalo sebenernya ada benang ajaib yang menghubungkan kita semua, ada lingkaran yang tak berkesudahan yang membentuk rangkaian ruwet, memusingkan dan pada saat yang bersamaan mengagumkan.

yang berusaha saya ceritakan adalah, perasaan tidak sabar, perasaan haus akan kesempatan berikutnya yang selalu kita rasakan. tiap harinya -sadar ataupun tidak- perasaan yang sebenarnya tidak perlu ada, karena menurut saya, untuk merasakan menunggu itu tidak enak. dan saya yakin dengan adanya benang ajaib itu, semua nya pasti terjadi. apa saja yang kita ingin kan harapkan dan siap kita hadapi, pada saat yang tepat pasti akan terjadi.

kemegahan benang ajaib itu adalah pada sisi unpredictable nya. di saat we're less expected benang itu menunjukkan rupanya, menunjukkan eksistensinya. benang itu datang dalam bentuk perkenalan, mimpi, sekelumat pandang pada perjalanan yang panjang. hal2 yang tidak kita bayangkan sebelumnya, tapi pada akhirnya mengabulkan bayangan semu yang dipendam di dasar otak bersembunyi bersama amphetamin. disaat yang tepat mereka keluar, berhambur membawa sensasi luar biasa, yang sering kita sebut kebahagiaan.

saya menekankan kata saat yang tepat bukan lah tanpa alasan. perlu diingat bahwa keadaan menunggu adalah keadaan paling menyebalkan yang saya rasakan. walaupun sering kali saya melakukan hal yang sama pada orang lain, membuat mereka menunggu karena kebiasaan terlambat dan idealisme jam karet saya. tapi yang dibutuhkan untuk mengkover semua itu sebenarnya lebih sederhana daripada persistensi kita dalam menyeruakkan kebencian terhadap menunggu.

yang kita lakukan sebenarnya sederhana, dan sering kali dianggap sepele remeh temeh oleh banyak orang. bahkan karena perilaku menyepelekan itu, terkadang orang tidak mampu melakukannya, lupa caranya, tidak tahu kebenaran keadaan itu.

solusi resolusi yang saya paparkan disini adalah bersabar. sabar. a five letter word yang sering kali kita sepelekan,bahkan sering kali kita hindari dan hujat. apa sih ruginya buat sabar. ngehadepin apa yang nantinya sudah di rencakan hasil akhirnya. fixed. tidak bisa dirubah lagi. apa sih yang bisa kita lakukan?berjuang?memberontak? bukannya semua itu hanya meninggalkan luka yang lebih dalam dan menebalkan skeptisme, meluntukan kemampuan mengharap.

sekarang, bagi saya, sabar adalah teman yang sempurna. tidak berlebihan dan tidak muluk2. berusaha dan bergumul dengan perubahan tidak lagi menjadi solusi bagi masalah saya. hasil akhirnya hanya bisa didapat pada waktu. dan untuk menyiapkan diri menunggu waktu adalah bersabar. toh semua sudah diatur sama si benang ajaib, which i remmember people calling it faith.