Rabu, Februari 28, 2007

hidup nano nano

entahlah mengapa, saya begitu galau, begitu sulit bernafas, apalagi untuk berfikir dan tersenyum bahwa semuanya ada alasannya. bahwa yang telah ditentukan adalah jalannya. bahwa yang ada adalah seharusnya.

saya tiba2 tidak lagi mampu menghadapi kepahitan, bukan indra pengecap yang berkehendak menyesap begitu dalam, dan berasa,,namun tidak halnya keharusan menolak kepahitan itu.

karena memang sudah seharusnya ada,dan dihadapi, bahwasanya hidup memang pahit, memang nestapa adanya, memang berat bebannya, bilur bilur pun tak akan pernah berhenti menetes, berkala, ataupun deras.

tapi tidak pahit berterusan, ada manis, asam, asin, nano nano,,

bukan mengiklan,,tapi ini adalah fase dimana saya harus menyesap pahit,,nanti lagi manis dan kawannya.

suatu hari nanti.

Kamis, Februari 22, 2007

hanya saja..


hanya saja saat hati saya berkoar koar tentang cinta dan pertemanan tanpa nestapa pun duka,,hanya saja hati saya tak lagi terluka,,hanya saja hari ini,saya hidup dalam kelegaan..

terimakasih

Jumat, Februari 16, 2007

pergunjingan budugh

terganggu dengan semua perkataan orang,,hanya saja semua orang malah mendapatkan kesenangan berbicara di belakang, kenapa tidak berani memanggil nama di depan. kenapa harus menjadi rahasia publik yang hara diri tak tau. saya lebih menghargai ejekan dora atau pikachu, paling tidak right to my face. bukan sesuatu yang di hingar bingarkan di belakang saya. mince. apa pula itu

dan memangnya kenapa kalo nilai saya E??yang tau nilai saya E kan cm sayaa dan dosen wali!!dan setau saya, yang E ya E yang C ya C. kenapa harus bergunjing akan sesuatu yang begitu sederhana. dan asal tau, pengantar ilmu komunikasi saya itu C, makanya di ulang. bukan E. kalo E ya saya gak bisa ambil teori komunikasi. gubluk banget c yang bikin gussip.

dan satu lagi, saya tidak pernah memilih untuk bersusah payah berpikir ekstra dalam perkuliahan. saya tidak dengan sengaja kuliah di dua univ. iya memang saya bangga. pada akhirnya. tapi apa anda tau betapa sakit hatinya saya saat keputusan itu harus saya ambil??

saya sebal dengan semua pergunjingan. just try to put ur feet on my shoes. feel it. try to taste it. then u'll understrand how i feel. really.

Rabu, Februari 14, 2007

ke se pi an

begitu banyak suara,tapi begitu sedikit orang yang ada,,saya penat, saya serasa terjaga dalam hening.

seseorang selamatkan saya dari hening. tarik kembali saya kedalam gelak tawa realita,,tarik kembali saya dimana keberadaan benar benar tersapu helaan nafas.

saya benar benar lelah,,

Selasa, Februari 13, 2007

menjelang


beberapa hari lagi ujian sp

beberapa hari lagi ngisi KRS

beberapa hari lagi papap pulang

beberapa hari lagi tugas teori komunikasi dikumpulkan

beberapa hari lagi saya ulang tahun

beberapa jam lagi valentine

saat seruntutan kejadian ,keharusan, kedatangan akan segera terjadi, paling tidak dalam jangka beberapa bulan, minggu, hari dan jam berdebar debar kah hati? berangan angan kah apa yang akan terjadi?nantinya? memprediksi dan berhipotesa akan perilaku dan tindakan yang akan diperbuat saat saatnya tiba

saat saatnya tiba, saya tidak lagi ingin berangan, atau pun berandai.

tahun lalu saya mengharapkan sesuatu yang spesial, sesuatu yang luar biasa,seperti layaknya saat planet2 berjajar menjadi satu dan peristiwa megik terjadi. tahun lalu saya berusia 18 tahun di tanggal 18,,menurut saya itu pertanda yang indah, cukup indah membuat perut saya dihujani kupu2 tiap harinya. menunggu kejadian luar biasa terjadi.

dan kejadian luar biasa terjadi, tidak seperti yang saya harapkan. not as i bargained for. not at all. tapi toh pada akhirnya memang berujung sesuatu yang luar biasa, mengubah kehidupan, saya dan keluarga,,kearah yang lebih baik tentunya,,walaupun jalan kerah yang lebih baik itu begitu terjal,,

anyhoo, apakah tiap kali rentetan peristiwa akan terjadi, saya akan berandai?

akan kah those butterfly keeps on flying in my stomach,,,?

saya senang berandai,memimpikan sesuatu yang luar biasa, berharap kan keberuntungan,,berharapkan megik

tapi, mungkin tahun ini tidak ada megik megikan, tidak mau saya berandai, saya takut dikejutkan oleh kejutan luar biasa seperti tahun kemaren..saya takut tidak lagi mampu bernapas akibat those damn butterflies,,

hanya satu yang saya andaikan,,semoga saya tak tegoda berandai,,

namun,,saya akan tidak lupa bersykur, tahun ini telah ditemani temn2 yang luar biasa menakjubkan,,kawan sejuta massa,,

kawan sejuta massa

Minggu, Februari 11, 2007

empati yang tak tersampaikan


pernahkah anda merasa bersalah atas ketidak mampuan untuk memahami perasaan seorang yang seharusnya anda pinjami pundak untuk bersandar?

saya seorang anak dari dua bersaudara, dan seorang anak perempuan dari ayah dan ibu yang luar biasa.

saya adalah seorang kakak dari seorang adik lelaki yang menakjubkan. seorang adik lelaki yang sedang tertimpa cobaan. cobaan yang saya yakini dengan sepenuh hati, kelak membuatnya memahami kehidupan dan bagaimana menjalaninya. saya adalh seorang kakak dari seorang wiguna bayu aji.

beberapa waktu lalu keluarga kami dikejutkan oleh kabar yang berkaitan dengan beberapa tes yang diambil oleh adik saya. bukan. bukan tes akademik, bukan juga tes kepribadian tertentu. tes yang nantinya mengubah kehidupan kami sekeluarga. adik saya didiagnosa gagal ginjal. kronis. kedua kidney nya tidak lagi berfungsi. 0 %.

well, badai itu sudah terlewatkan sepertinya,,

adik saya telah mendapatkan ginjal baru, dan operasinya sukses. sekarang dalam masa observasi dan perawatan selama 3 bulan, sehingga harus di isolasi. semua jalan menuju kesembuhan sepertinya begitu lancar. dan adalah kelegaan tersendiri bagi saya. mengingat suatu hari nanti saya akan lagi mampu bersenda gurau dengan adik saya tanpa harus kawatir nantinya dia terserang penyakit karena saya tidak bersih dari kuman (dia harus steril).

namun, yang menjadi permasalahan adalah,,

ibunda saya. saya sebagai anak perempuan dari ibunda saya tidak berkemampuan merasakan kepedihan kegetiran yang dirasakan beliau. saya memahami bahwa adik saya harus diet, ini tidak memungkinkan dia untuk memakan semua makanan kesukaannya termasuk daging dan kawan2nya dalam porsi orang sehat. adik saya memang LEBIH sehat dari beberapa bulan yang lalu, tapi dia belum sehat betul. ibarat mobil baru, adik saya sedang di rayen. tidak boleh overdriven,jadi mesinnya yang juga masih baru tidak aus bahkan rusak.

mama saya selalu menangis tiap kali membuatkan adik saya makanan (which she rarely did be4-ibunda wanita karir dan merelakan pekerjaannya demi menjadi fulltime mother), penuh kekawatiran apakan adik saya suka masakannya atau tidak,,saya sediiih,,tiap kali saya menawarkan bantuan pasti ditolak, dan saat saya mengatakan untuk sabar dan berserah,beliau menangis kembali,,saya sedih, sebagai seorang anak perempuannya saya gagal memahami nya. saya gagal berempati dengan ibunda saya,,saya sedih,,ibunda saya juga teramat penting bagi saya, saya juga menyayanginya selayaknya seorang anak,,melihatnya terus menerus bersedih dengan alasan yang tidak mampu saya pahami, benar benar menyakiti hati saya,,saya tidak lagi mampu tegar,,


saya merasa begitu bersalah untuk tidak mampu memahami,dan dengan begitu, saya merasa gagal sebagai seorang anak perempuan bunda saya.

terdiam mendengarkan mazarin- the new american apathy

Jumat, Februari 09, 2007

suatu malam di pojok jalan


foto diambil dari http://flickr/people/kscope

semalam saya berjalan sendiri dari undip sampai pertigaan simpang lima arah pandanaran..

saya kelelahan, dan memutuskan untuk menunggu damri dari sana. saya terduduk, sambil mendengarkan waterbabaies under the three dari mardothilah kawan saya. saat memalingkan wajah saya menyadari bahwa ada seorang anak yang tertidur disebelah saya. di trotoar. yaa, memang saya blegug pisan,,anak sebesar guling saya g sadar,,blegug,,

but that wasn the point

saya mengamati nya. Ia tertidur cukup pulas,,terlihat kelelahan,,saya mengecilkan volume mp3 sehingga Ia tak terbangun. tapi gerak geriknya menunjukkan tanda tanda hendak bangun. dia Ia terduduk. mengucek matanya sesaat. dan menengadah, melihat kearah saya. saya tersenyum. reaksi pertama yang bisa saya usahakan. jujur saya tidak mengharapkan interaksi apapun, saya takut menangis.

tapi saya tegarkan hati. teringat akan tella tella yang ada di tas, saya pun merogoh dan memberikannya kepada Ia. Ia berucap "terimakasih"

saya melihat kedepan, kearah mesjid,,Ia merogoh kedalam bungkusan tella tella, namun hanya mengambil satu dan menutupnya kembali. saya kembali menoleh
"kenapa gak kamu habisin aja? kamu gak laper?" ”gak ah mbak, buat di rumah” jawabnya lugas “buat adeknya dirumah?”

“iya,,,”
“adeknya masi kecil2 ya,,?” (sungguh pertanyaan budugh,,tapi saya berusaha tak menangis disini)

“iya,,”

“kamu kelas berapa?”

“kelas tiga”

“kamu ngapain malem malem disini?

“ngamen mbak”

“ngamennya pulang sekolah,,?”

“iya,,dari jam tiga “

Dan saya pun mulai mbrambang..air mata saya sudah tak tertahankan,,saya memalingkan wajah kembali,,kearah mesjid,,


Silent..untuk beberapa saat,namun kemudian dipecahkan oleh Ia


“mbak,,ini jam berapa ya,,?”

Merogoh kedalam tas dan melihat jam “ jam tujuh, kamu rumahnya dimana,,?

“di citarum,,saya naik bus yang ini mbak,,” tersenyum simpul dan beranjak, melipat topinya dan mengejar bus.


Saya hanya terdiam. Dan berfikri. Sedari jam 3 sore sampai jam 7 petang,,dia beranjak dari masa kecilnya dan menapaki kewajiban. Kewajiban yang bukan proporsi seorang anak untuk dipikul. Tapi toh dilakukan dengan riang hati. Mungkin memang tidak riang gembira seperti layaknya bernyanyi dan berdansa dengan alunan musik disko. Tapi paling tidak, Ia cukup IKLAS untuk merelakan masa kanak kanaknya. Dan bekerja.

Rasa sayangnya akan adik adiknya pun tidak patut lagi dipertanyakan. Rasa kasihnya pada orang tuanya pun tidak layak disanggah. Ia tulus. Ia rela.

Dan berkaca pada diri. Yang terus mengeluhkan kelelahan fisik dan batin menghadapi hidup yang rupanya masih lebih banyak cotton candy and lollypop dari pada Ia. Saya pun malu. Kelelahan saya tak akan pernah sebanding pada Ia. Kerelaan saya pun tak pantas dipersandingkan. Apalagi ke IKLASan saya. Saya mah Cuma manusia blegug pisan pisan dibandingin Ia. Salut saya. Dan saking blegugnya saya,bahkan nama Ia pun saya tak ingat menanyakan. Bleuh,,blegug,,