Minggu, Februari 11, 2007

empati yang tak tersampaikan


pernahkah anda merasa bersalah atas ketidak mampuan untuk memahami perasaan seorang yang seharusnya anda pinjami pundak untuk bersandar?

saya seorang anak dari dua bersaudara, dan seorang anak perempuan dari ayah dan ibu yang luar biasa.

saya adalah seorang kakak dari seorang adik lelaki yang menakjubkan. seorang adik lelaki yang sedang tertimpa cobaan. cobaan yang saya yakini dengan sepenuh hati, kelak membuatnya memahami kehidupan dan bagaimana menjalaninya. saya adalh seorang kakak dari seorang wiguna bayu aji.

beberapa waktu lalu keluarga kami dikejutkan oleh kabar yang berkaitan dengan beberapa tes yang diambil oleh adik saya. bukan. bukan tes akademik, bukan juga tes kepribadian tertentu. tes yang nantinya mengubah kehidupan kami sekeluarga. adik saya didiagnosa gagal ginjal. kronis. kedua kidney nya tidak lagi berfungsi. 0 %.

well, badai itu sudah terlewatkan sepertinya,,

adik saya telah mendapatkan ginjal baru, dan operasinya sukses. sekarang dalam masa observasi dan perawatan selama 3 bulan, sehingga harus di isolasi. semua jalan menuju kesembuhan sepertinya begitu lancar. dan adalah kelegaan tersendiri bagi saya. mengingat suatu hari nanti saya akan lagi mampu bersenda gurau dengan adik saya tanpa harus kawatir nantinya dia terserang penyakit karena saya tidak bersih dari kuman (dia harus steril).

namun, yang menjadi permasalahan adalah,,

ibunda saya. saya sebagai anak perempuan dari ibunda saya tidak berkemampuan merasakan kepedihan kegetiran yang dirasakan beliau. saya memahami bahwa adik saya harus diet, ini tidak memungkinkan dia untuk memakan semua makanan kesukaannya termasuk daging dan kawan2nya dalam porsi orang sehat. adik saya memang LEBIH sehat dari beberapa bulan yang lalu, tapi dia belum sehat betul. ibarat mobil baru, adik saya sedang di rayen. tidak boleh overdriven,jadi mesinnya yang juga masih baru tidak aus bahkan rusak.

mama saya selalu menangis tiap kali membuatkan adik saya makanan (which she rarely did be4-ibunda wanita karir dan merelakan pekerjaannya demi menjadi fulltime mother), penuh kekawatiran apakan adik saya suka masakannya atau tidak,,saya sediiih,,tiap kali saya menawarkan bantuan pasti ditolak, dan saat saya mengatakan untuk sabar dan berserah,beliau menangis kembali,,saya sedih, sebagai seorang anak perempuannya saya gagal memahami nya. saya gagal berempati dengan ibunda saya,,saya sedih,,ibunda saya juga teramat penting bagi saya, saya juga menyayanginya selayaknya seorang anak,,melihatnya terus menerus bersedih dengan alasan yang tidak mampu saya pahami, benar benar menyakiti hati saya,,saya tidak lagi mampu tegar,,


saya merasa begitu bersalah untuk tidak mampu memahami,dan dengan begitu, saya merasa gagal sebagai seorang anak perempuan bunda saya.

terdiam mendengarkan mazarin- the new american apathy

Tidak ada komentar: