Senin, Agustus 28, 2006

Truth bites good

Have u ever find out sumthing dat u’ve know bfore but u just DONT wanna realize it?

Well,saat saya tau permainan kata2 uda g guna lagi dan lebih baik dihadapkan pada suatu realita yang sebenarnya saya sudah tau, kenapa saya masih merasakan sakit?
Dan kenapa sakit itu malah datang pada saat sublimasi “saya baik2 saja” mulai diperdengarkan?

Saya bingung sama isi kepala saya. Kadang2 memang membingunngkan dan terlebih dari kata absurd untuk bisa menguraikannya.

Oke. Ceritanya gini. Si Rini punya temen namanya si Tono. Si Tono smart dan sepertinya mapan-which is so her type-. Secara g sadar (ataupun sadar walaupun Rini g ngaku klo dia sadar) Rini suka ama Tono. Tapi karena mau maintain a very healthy frenship between her n Tono, Rini berusaha tidak mengindahkan “perasaannya”. Tapi karena pancingan pancingan tidak bermakna yang dikeluarkan dalam bentuk paradoks yang halusinatif pertahanan psikologis Rini lambat laun hancur. Kaya kena Tsunami gitu. Kasian yap?

Dan begitu Rini sadar dia g bisa sembunyi dalam kerudung kebohongannya lagi, Rini pun ikut bermain api. Kata tepisan seperti “ wah, langit2nya bagus” sudah tidak lagi di gunakannya. Instead she go with the flow whereas his bringing although he realy didnt mean it (which came to reality to late from what it supose to came). Dan saat pembicaraan yang terus berlarut tidak henti-hentinya nyerempet ke topik sensitip yang sering membuat Rini jumpalitan g karuean(bukan Cuma mentaly, but fisicly also-contohnya ngegigit bayi bandel yang suka uring2an kl botol susunya di umpetin ama Rini) akhirnya Tono pun menyampaikan maksudnya. Menyampaikan isi hatinya.

Bahwa gombal dan gombal. Dan fakta yang akhirnya membelalakkan hati kalo Tono g berani komit. G siap buat having a serous relationship. Dan bahwa Tono sebenarnya sama seperti lelaki lelaki lain yang dia kenal. G jauh beda dari para peselingkuh nomer wahid. Cuma bedanya Tono cukup gentle untuk mengakui godaan untuk selingkuh masih terlalu marak dan sulit untuk dihindari, jadi saya mo singel dulu aja y nOn.kira2 begitu penyampaianya. Walau lebih halus dan tidak destruktif

Ini adalah saat Rini berusaha menahan untuk berkata DAMN




DAMN


Dan begitulah ceritanya

Tidak ada komentar: