Sabtu, September 16, 2006

chief editor of runway for president of the world


I have just watch the devils wears prada.

Tau kan beberapa hal yang sangat mengecewakan saatanda menonton film adaptasi, based on,inspired with dll sebagainya semacamnya? Well, memang ada beberapa unsur crusial yang cenderung memberikan sedikit kesan manusiawi dari bukunya. Tapi visualisasi David Frankel dalam menyisipkan sedikit unsur humanis walaupun tanpa adaptasi 100% dari buku adalah kerja keras yang luar biasa menjakjubkan.

Saya sudah pernah bilang, saya tidak melakukan film atau book refiews. Jadi jangan harap saya menceritakan alur cerita LUAAR BIASA dari the devils wears prada yang dimaiknan oleh maryl streep dan anne hathway dengan inspiratif.

Satu hal yang bisa saya tangkap dari film ini, adalah benar adanya pekerjaan dalam bidang fashion (media cetak, maupun elektronik) merupakan “ A die for JOB”. Satu kata yang secara repetatif diucapkan oleh berbagai karakter dalam film ini adalah “ milions of girls would die for this job” and its true. Menurut saya.

Pada mata kuliah dasar jurnalistik, dosen saya selalu memberikan contoh maslah masalah konkret yang terjadi dalam kehidupan pernegaraan maupun persosialan dalam dan luar negri. Sosial disini adalah masalah masalah konkret yang sebagian besar membuat impact yang hanya bisa dinikmati oleh orang orang yang cukup perduli, dalam artian memiliki kemampuan intelegensia untuk cukup perduli. Bukannya saya mendiskreditkan orang orang yang membaca yellow page newspaper. Tapi pada kenyataan a real interest of integence dont go in yellow pages.

Benang merahnya? Tunggu dulu. Sebentar lagi. Yang saya menarik perhatian saya, kenapa tidak satupun dari contoh-contoh yang diberikan oleh dosen saya berhubungan dengan kehidupan fashion? Milion hundreds of dollars go to this industry every DAY. Apakah fashion bukan merupakan human interest yang cukup penting untuk disangkutpautkan pada hal hal seperti ekonomi, politik, bahkan pendidikan?

Padahal, fashion adalah statement dari SEMUA. Contohnya kepribadian suatu bangsa bisa dicerminkan dari apa ciri khas fashionya seperti, irish wears kilt, dan orang indonesia dengan batiknya? Tapi kenapa terkadang fashion selalu dinomer duakan. Dipandang sebelah mata? Mungkin saya kurang menegaskan betapa pentingnya fashion. Apakah mungkin jika seorang Soekarno tidak memakai jas necisnya dalam berbagai perhelatan akbar Beliau akan mendapat respect yang sama didapatkannya saat beliau memakai sarung dan kaos oblong? Tidak bermaksud untuk mempertanyakan kemampuan berbahasa verbal Soekarno, yang saya sangat kagumi, tapi perlu diingat, bahwa first impression counts. Dan perlu diingat kembali bahwa mata adalah indra pertama yang memberi respon terhadap persepsi. Dan apakah mata mampu melihat kemampuan orang berorasi disaat kita memasuki ruangan. Tidak. Orang melihat cara kita berjalan cara kita memandang ruangan dan CARA KITA BERPAKAIAN.

Sudah saya tegaskan betapa pentingnya pencitraan. Fashion. Dalam menentukan berbagai hal dalam segi kehidupan. Benjamin Franklin dengan topi besarnya dan cerutu. Mahatma Gandhi dengan pakaian tradisional Indianya. Soekarno dengan jasnya.

Tentu saja ada beberapa orang yang beranggapan, apa sih yang membuatnya begitu penting? Toh Cuma pakaian. Kenapa sih cewe harus punya lebih dari satu sepatu, tas, make up dan aksesoris? Kenapa sih cowo harus punya begitu banyak dasi dan jas. Kenapa sih cowok dan beberapa perempuan suka sekali dengan keadaan jins nya tidak tercuci? Karena itu adalah statement pribadi! Aktualisasi diri paling mendasar dari semua bentuk aktualisasi diri lainnya.

Aktualisasi dir? Hell, apa hubungannya coba? Well, Karena saat anda memilih pakaiaan pakaiaan yang menurut anda adalah hal yang biasa anda secara tidak sadar telah melabel diri anda. Salah satu unsur paling konkret dari kepribadian seseorang meneurut freud adalah keadaan tidak sadar. Atau onconsious mind of human behavior. Dan apakah menurut anda pakaian pakaian yang anda pilih untuk anda kenakan dapat anda begitu saja didepan anda? Tidak. U have to buy them. Dan menurut anda bagaimana pakaian pakaian itu ada di rak disuatu departemen store, ataupun distro, ataupun pasar loak? Karena mereka dipilih disortir untuk berada disitu. Editor of fashion make them existed for u. Melaluim proses design yang begitu panjang, pemikiran dan terkadang keadaan dalusinatif yang ekstrem yang menghasilkan anda memilih pakaian pakaian itu semua.

Sadarkah anda sekarang betapa pentingnya fashion?

Yang saya coba utarakan disini adalah betapa hebatnya orang orang itu. Orang orang yang meiliki power untuk menciptakan fashion. Yang berpengetahuan untuk memaparkan apa fashion itu sendiri. Bukan hanya orang orang yang memiliki kemampuan kognitif yang luar biasa. Tapi juga seni. Art. Jiwa yang bebas. Seperti Danny Warhoel, Benyamin S, dan dalam wujud rekaan Miranda priestly.Bahkan seorang Newton tidak akan pernah mampu mengalahkan Miranda. Seorang miranda harus tau apa yang terjadi dengan dunia. Politik, ekonomi, dan semua aspek crusial lainnya. Untuk mampu melakukan pekerjaannya. Dia benar benar harus mampu.

Saya terkagum kagum, apakah benar adanya seorang yang seluarbiasa itu. Apa jadinya sebuah negara saat orang orang seperti itu mengapunya?

Dan pertanyaan yang akan saya lontarkan? Would i die for that posisition? I’ll annoraxted my self to be half of it. Hahaha. Kidding

Tidak ada komentar: