Sabtu, Maret 10, 2007

lara yang di bawa pulang

seperti banjir yang tak lagi terelakkan tanggul ataupun kanal,,

seperti nyanyian yang tersentak ditenggorokan dan menyusup indahnya ke permukaan labirin pendengar,,

seperti hawa pagi yang mengembun di jelndela kamar,,

saya menghambur,,menghamburkan kepenatan selama sesak masih terus merongrong asa,,

saat kekecewaan menampik pemaknaan akan keikhlasan,,dan sepertinya tidak lagi mampu memafkan,,namun juga tak berkehendak untuk mendendam,,karena tidak lagi layak,,

sejak awal minggu kemarin saya mulai berkemudi,,mengemudi kijang supaya baik jalannya,,hari pertama nabrak pager,membunuh footstep,nyerempet mubil orang dparkiran undip this one is a secret),dan hidup,,kekeke

melelahkan,,itu satu kata yang tak akan lepas saya umbar,,saya merasa otak ini terlaluu sakit untuk dijalankan,untuk diajak berfikir,logika ataupun imaji,,bah, saya juga bingung kenapa saya kawatir memperbodoh diri,padahal tanpa impact pada inteligensi pun saya terlihat bodoh.

sama seperti perlakuan seorang teman pada pengalaman mengemudi saya. memang hanya satu bulan saya belajar. memang sim nembak yang saya kantongi. tapi berhenti menarik rem tangan tiap kali saya berhenti!!bikin panik,,

dan sama seperti satu lagi perlakuan teman lainnya,,pfuh,,yang itu tak perlu dbahas,,

namun ada kalanya saya tersenyum, yang tidak berarti senang dan gembira maknanya,,hanya usaha menentramkan hati,,sehingga kelelahan tidak menjadi momok yang menyayat,,dan lagi, terlalu lara jika dibawa terus menerus.

RIP: pak slamet,guru agama,gagal ginjal

Tidak ada komentar: